Ciptakan Mobil Super Irit, ITS Ikut Lomba Internasional


Peluncuran mobil Sapu Angin I terbilang unik, Senin (11/1). Pasalnya mobil tersebut merupakan mobil hemat energi dan ramah lingkungan dengan target 1 liter untuk menempuh jarak 1000 km. Dengan berbahan bakar gasoline, mobil ini akan diikutsertakan dalam kompetisi internasional Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010 di Malaysia. Uji coba pertamakali mobil dengan bobot 35 kilogram ini dilaksanakan pada sirkuit Ken Park, Kenjeran.
Pasca Sarjana - ITS Online - Dalam pidato sambutannya, Prof Ir Priyo Subropo MSc PhD, rektor ITS mengatakan bahwa mobil Sapu Angin ini akan menjadi ikon ITS dan merupakan salah satu bentuk jawaban ITS terhadap permasalahan energi global. “Saya harap ITS menjadi juara, harus bisa menjadi yang terbaik bukan saja di Indonesia tapi juga di Asia,” ujar Probo.

Senada dengan Probo, Darwin Silalahi, Country Chairman dan President Director PT Shell Indonesia menyampaikan kegembiraannya terhadap kemajuan yang telah dicapai ITS dalam pengerjaan mobil prototype Sapu Angin I. “Saya berharap tim dari UI, ITB dan UGM akan menyusul melakukan running test,” ujar Darwin pada stadium generall yang bertajuk Tantangan Energi dan Perubahan Iklim.

Pada SEM 2010 ini tim pembuat yakni Tim Mesin ITS akan berlomba pada dua katagori. Sapu angin I akan diikutsertakan dalam katagori futuristic prototype sedangkan Sapu Angin II akan diikutsertakan untuk katagori urban concept vehicle. Saat ini Sapu Angin II masih dalam tahap perancangan. Nama Sapu Angin sendiri diambil dari ajian Sunan Kalijaga yang konon dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat.

Tim Mesin ITS sendiri telah terbentuk sejak Agustus 2009 dengan anggota sebanyak empat belas mahasiswa Teknik Mesin ITS. Anggotanya mayoritas berasal dari angkatan 2005 dan 2006. Sapu Angin dirancang untuk sebuah kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan. “Karena itu ada tiga aspek utama yang kami sangat perhatikan yaitu berat kendaraan, efisiensi engine dan aerodinamika,“ ujar Wioko Yudhantara, salah satu anggota Tim Mesin ITS I. “Untuk Sapu Angin II kami mempunyai target satu liter bensin untuk 300 km,” tambah Wioko.

“Sapu Angin I didesain untuk kapasitas satu orang sedangkan Sapu Angin II rencananya untuk kapasitas penumpang dua atau tiga orang,” tambah Wioko. Untuk pengerjaan kedua mobil tersebut Tim Mesin ITS menghabiskan waktu sekitar tujuh bulan dengan dana Rp 150 juta untuk masing-masing mobil. Walaupun saat ini yang pertama kalinya, Tim Mesin ITS optimis menang dengan running test lebih dahulu dibanding tim lainnya di Indonesia. "Nantinya bisa melakukan persiapan lebih matang untuk maju ke SEM nanti,“ papar Wioko.

Dengan keikutsertaannya dalam SEM 2010 ini, Tim Mesin ITS berharap dapat turut berpartisipasi dalam memberikan solusi bagi permasalahan energi dunia. “Kami berharap mobil ini dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata agar dapat mengharumkan nama ITS di kancah internasional tentunya,“ ujar Wioko yang juga seorang mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2006 ini. (az/nrf)Peluncuran mobil Sapu Angin I terbilang unik, Senin (11/1). Pasalnya mobil tersebut merupakan mobil hemat energi dan ramah lingkungan dengan target 1 liter untuk menempuh jarak 1000 km. Dengan berbahan bakar gasoline, mobil ini akan diikutsertakan dalam kompetisi internasional Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010 di Malaysia. Uji coba pertamakali mobil dengan bobot 35 kilogram ini dilaksanakan pada sirkuit Ken Park, Kenjeran.
Pasca Sarjana - ITS Online - Dalam pidato sambutannya, Prof Ir Priyo Subropo MSc PhD, rektor ITS mengatakan bahwa mobil Sapu Angin ini akan menjadi ikon ITS dan merupakan salah satu bentuk jawaban ITS terhadap permasalahan energi global. “Saya harap ITS menjadi juara, harus bisa menjadi yang terbaik bukan saja di Indonesia tapi juga di Asia,” ujar Probo.

Senada dengan Probo, Darwin Silalahi, Country Chairman dan President Director PT Shell Indonesia menyampaikan kegembiraannya terhadap kemajuan yang telah dicapai ITS dalam pengerjaan mobil prototype Sapu Angin I. “Saya berharap tim dari UI, ITB dan UGM akan menyusul melakukan running test,” ujar Darwin pada stadium generall yang bertajuk Tantangan Energi dan Perubahan Iklim.

Pada SEM 2010 ini tim pembuat yakni Tim Mesin ITS akan berlomba pada dua katagori. Sapu angin I akan diikutsertakan dalam katagori futuristic prototype sedangkan Sapu Angin II akan diikutsertakan untuk katagori urban concept vehicle. Saat ini Sapu Angin II masih dalam tahap perancangan. Nama Sapu Angin sendiri diambil dari ajian Sunan Kalijaga yang konon dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat.

Tim Mesin ITS sendiri telah terbentuk sejak Agustus 2009 dengan anggota sebanyak empat belas mahasiswa Teknik Mesin ITS. Anggotanya mayoritas berasal dari angkatan 2005 dan 2006. Sapu Angin dirancang untuk sebuah kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan. “Karena itu ada tiga aspek utama yang kami sangat perhatikan yaitu berat kendaraan, efisiensi engine dan aerodinamika,“ ujar Wioko Yudhantara, salah satu anggota Tim Mesin ITS I. “Untuk Sapu Angin II kami mempunyai target satu liter bensin untuk 300 km,” tambah Wioko.

“Sapu Angin I didesain untuk kapasitas satu orang sedangkan Sapu Angin II rencananya untuk kapasitas penumpang dua atau tiga orang,” tambah Wioko. Untuk pengerjaan kedua mobil tersebut Tim Mesin ITS menghabiskan waktu sekitar tujuh bulan dengan dana Rp 150 juta untuk masing-masing mobil. Walaupun saat ini yang pertama kalinya, Tim Mesin ITS optimis menang dengan running test lebih dahulu dibanding tim lainnya di Indonesia. "Nantinya bisa melakukan persiapan lebih matang untuk maju ke SEM nanti,“ papar Wioko.

Dengan keikutsertaannya dalam SEM 2010 ini, Tim Mesin ITS berharap dapat turut berpartisipasi dalam memberikan solusi bagi permasalahan energi dunia. “Kami berharap mobil ini dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata agar dapat mengharumkan nama ITS di kancah internasional tentunya,“ ujar Wioko yang juga seorang mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2006 ini. (az/nrf)

selengkapnya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.