Mati Ketawa Ala Jemaah Haji (3)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Di balik kekhusyukan ibadah, ternyata banyak hal unik dan lucu dialami jemaah haji Indonesia. Berikut sejumlah cerita mati ketawa ala jemaah haji:

Kebiasan buruk jemaah di Indonesia juga terbawa sampai ke Tanah Suci. Jarak antara Masjidil Haram dan pemondokan jemaah haji umumnya sekitar satu atau dua kilometer jauhnya.

Sebetulnya disediakan angkutan "shuttle bus" yang bisa antar pulang gratis. Tapi karena jemaah haji Indonesia kurang paham dan tak bisa membaca rute bus yang pakai bahasa Arab, mereka ambil jalan pintas. Mereka sewa berombongan mobil pikap yang baknya terbuka.

"Mereka rame-rame berdiri di bak terbuka seperti saat Pemilu atau kampanye presiden. Saya lihat ada yang teriak 'hidup PPP' segala," kata Wakil Amirul Haj KH Abdul Mu`ti saat rapat evaluasi bersama Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP. Mungkin Kiai Mu'ti sekadar bercanda.

"Pasti yang teriak itu orang Muhammadiyah simpatisan PPP," komentar Suryadharma kepada Kyai Mu'ti yang Sekjen PP Muhammadiyah. Peserta rapat yang mendengar candaan itu tertawa terbahak-bahak.

Kebiasan buruk lain yang dibawa dari Indonesia ke Tanah Suci adalah kebiasan corat ocret dan vandalisme. Mereka mencorat-coret Tugu Kasih Sayang tempat pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah dengan tulisan "X Loves Y" dengan harapan enteng jodoh atau cinta dengan pasangannya bisa kekal abadi. Mereka juga menulis macam-macam di batu-batu sekitar Gua Hira.

Bahkan yang lebih parah, kata Kyai Mu`ti, jemaah haji Indonesia juga mencorat-coret pembatas Raudah di Mesjid Nabawi dan bahkan tenda-tenda tahan api di Mina dan Arafah. Apa sih yang ditulis oleh mereka?

Salah satunya adalah tulisan berikut ini:

"Alhamdulillah ya...sudah sampai Raudah. Sesuatu banget deh!". Corat-coret gaya Syahrini banget.

Ada juga yang menulis ucapan syukur bisa ke Tanah Suci. Menurut Agus Subeno, pejabat dari Badan Pusat Statistik yang juga rombongan Amirul haj, dia pernah melihat ada tulisan seperti itu di Raudah.

"Pokoknya dia tulis syukur bisa memenuhi panggilan Nabi Ibrahim. Lalu dia minta supaya sanak keluarganya bisa naik haji juga. Ditulislah nama semua anak, istri, keponakan, dan cucu-cicitnya. Panjang bener. Habis itu dikasih tanda tangan," kata ahli survei itu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.